Selasa, 14 Februari 2012

Untuk Pemilik Senyum Dingin yang Menghangatkan...


Untuk kamu, pemilik senyum dingin yang menghangatkan. Yang kini berada jarak 10 ubin dari pandangan  mataku. Yang sedang duduk santai seraya mengetik keyboard bb-mu. Yang kini semakin menawan dengan rambut gondrong hitam menutup sebagian telingamu. Yang menjadi penyayang  1 bulan lalu, kemudian stranger untuk beberapa menit terakhir. 

Untuk kamu, pemilik senyum dingin yang menghangatkan. Yang suka menyendiri di keramaian. Yang suka terlambat setiap kali datang. Yang suka merindu setiap kali ditinggal. 

Untuk kamu, pemilik senyum dingin yang menghangatkan. Yang selalu indah di setiap pertemuan. Yang selalu meradang tiap kali kesalahan. Yang selalu aku rindu tiap kali kencan.

Senyum adalah arti banyak. Dingin adalah es yang membeku. Bibirmu membeku tiap tersenyum, tapi sinyal merah itu menyampaikan rasa hangat bagiku. Mungkin dingin, atau pertanda bisu. Tak tahu... aku hanya suka senyummu, meski sedikit yang ku tahu, ada kesesakan di sana.

Jadi biarlah aku berucap. Aku hidup dengan ekspektasi sebuah kepastian, kamu mengasumsikan sebuah permainan, kemudian mengkontribusikan sebuah pertikaian. Lalu kita menusuk sendiri, sakit sendiri, dan meraung sendiri.

Untuk kamu, pemilik senyum dingin yang menghangatkan. Yang suka tersenyum malu sambil menyapa, aku lihat kamu malam kemarin. Melihat mereka yang mulai mencair. Karena dingin itu berkurang, memudar, seperti senyummu yang kudambakan. Sudah hilang.....

Untuk kamu, pemilik senyum dingin yang menghangatkan. Yang pernah kuharapkan mengirim sepotong cokelat untukku. Karena ini hari Valentine... Selamat hari Valentine...



Tidak ada komentar:

Posting Komentar