Kamis, 16 Februari 2012

Sepotong Maaf di Balik Tembok


Menitih jalan dalam gelap keraguan. Menunggu bis malam dengan segala kata kerinduan. Lari saat terbangun akan kehilangan kendaraan. Tenggelam dalam keegoan yang justru menyapu bersih semua harapanmu akan sebuah kebebasan. Percaya atau tidak, peduli atau tidak, aku masih menahan rintik hujan di mata ini..

Mungkin bukan tentang jatuh cinta pada seorang yang salah, hanya saja keadaan yang memaksamu untuk berubah menjadi monster garang. Meninggalkan jejak besar bertuliskan kata kasar. Kemudian diasingkan di tengah hutan belantara tak berpenghuni. Itu pantas. Pantas... itu pantas untukmu. Setidaknya sebelum seseorang membuka kotak hitam yang baru saja ditemukannya di tengah jurang mencekam itu. Ini tentang kamu...

Tentang seseorang yang selalu menjadi buah bibir di tiap pertemuan. Selalu berusaha menggali setiap batu kerikil di sana tanpa peduli akan berbuat apa setelah menemukannya. Beberapa berargumen untuk menjadikannya hiasan. Hiasan dari batu krikil? Hah..... lucu sekali.

Pangeran berkereta kencana yang menggoda, kau yang memiliki mahkota emas di atas kepalamu. Kau, dengarkan.. beribu pasukan berdiri mengorbankan setiap hembusan, kehidupan anak-istrinya untuk sekedar menjagamu dari jangkauan musuh. Kamu sempurna, pangeran..

Lalu kamu kembali ke istana yang megah, mendapati sebuah perjamuan besar, bersukacita dalam setiap pesta, kemudian pergi tidur dengan piyama terbaik. Sekali lagi, kamu sempurna.. 

Meski kini ku tahu tak sesempurna kelihatannya. Pangeran kecil berhati keras, maaf untuk segala ketidaktahuan, kesoktahuan, kesombongan, yang kini malah membuat gembok hatimu terkunci rapat lagi. Maaf akan segala keperihan yang kuberikan. Aku harap aku masih dapat membua satu persatu pintu yang terkunci di sana, menghapus sedikit kebisuanmu, membersihkan setiap tetes darah yang keluar dari lukamu, karena aku mungkin masih berada di sana. Tepat di tempat keperihan muncul. Masih dapat merasakan hal yang sama. Maaf......



Tidak ada komentar:

Posting Komentar