Hidup mungkin gak semudah
seperti yang dibayangkan. Sama sekali tidak mudah. Kita bagai dipaksa untuk
terus menanjak dengan alasan segala kebutuhan ada di puncak sana. Hanya ada di
sana. Tanpa pernah tau sampai kapan kita bisa sampai, atau hanya sekedar untuk
tahu arah pasti kita berjalan. Kadang mungkin terasa lelah, kadang bosan
menerpa, lalu kita terhenti sesaat untuk menyadari apa yang sedang kita
lakukan. Melanjutkan atau tetap tinggal. Kita selalu sadar untuk tetap
melangkah. Apapun yang terjadi, tapi sering kita berharap untuk dapat kembali
ke rumah. Bangunan indah tiada dua, yang selalu hangat saat dingin, dan sejuk
saat kemarau. Dan rumah itu adalah kamu. Masih kamu, dan mungkin selalu kamu. Ketika
sadar ketidakadilan itu hanya ada, menjadi salah satu korban cemoohannya, aku
masih tetap sama. Seperti kemarin. Disini. Memikirkanmu....
Kita bertemu saat embun
biru menyapa rembulan. Sedikit oranye dan kuning. Disini aku duduk datang waktu
dengan kaos merah tua usang sambil menggendong ransel hitam. Lalu kamu datang
dengan kaus hitam yang sama sekali tak menggoda. Duduk di pelataran ruangan
dengan wajah masam. Siapa yang mengenalmu?
Hidup kadang tak adil. Aku
yang selalu menghabiskan malam dengan berdoa padaNya berharap kamu kembali dan
kita dapat menuntaskan kisah ini sampai selesai. Aku membereskan semua draft di
kotak pesanku yang berisi kata rindu untuk kukirimkan padamu jauh sebelum
kutangkapi kau mengantarnya pulang. Kini harus bergumul sendiri dengan semua
penat yang memusingkanku ketika ku tahu kau sedang tidak baik-baik saja. Lalu apa
gunaku?
Hidup selalu tak adil. Aku
yang merindukanmu siang malam sampai bosan. Memenuhi semua memori di otakku dengan
detil tentangmu ketika sesuatu membangunkanku pagi hari. Aku merasakan
perihnya, tapi tetap kusimpan saja. Mungkin suatu hari aku membutuhkannya, lalu
aku dapat menyetelnya kembali. Tak peduli berapapun sakitnya, aku tahu itu. Aku
masih ingin menikmatinya saja,bro.
Karena aku lihat kamu
tadi sore. Melihatmu sedang memandanginnya. Dengan seksama. Dan dengan
pandangan yang sama, selalu mengutarakan hal yang sama. Entah kenapa masih
terasa indahnya masa itu. Karena aku adalah seorang wanita. Wanita akan selalu
ingat, dan tak mudah lupa. Bahkan mungkin sampai akhir hayatnya.